Perkembangan Otak Bayi
Perkembangan otak bayi merupakan salah satu fase yang sangat penting pada pertumbuhan janin dalam kandungan.
Antara masa konsepsi hingga usia tiga tahun, otak anak mengalami sejumlah perubahan yang mengesankan. Saat lahir, ia sudah memiliki hampir semua neuron yang pernah dimilikinya. Pada usia satu tahun, ukuran otak bayi telah mencapai dua kali lipat dari ukuran otaknya pada saat lahir, dan pada usia tiga tahun telah mencapai 80 persen dari volume otak orang dewasa.
Sekitar dua minggu setelah pembuahan, lempeng saraf, lapisan sel khusus dalam embrio, mulai perlahan melipat satu sama lain, akhirnya membentuk struktur berbentuk tabung. Tabung secara bertahap menutup saat tepi pelat menyatu; proses ini biasanya selesai empat minggu setelah pembuahan. Tabung saraf akan terus berubah, akhirnya menjadi otak janin dan sumsum tulang belakang.
Sekitar tujuh minggu setelah pembuahan, neuron dan sinapsis pertama mulai berkembang di sumsum tulang belakang. Koneksi saraf awal ini memungkinkan janin melakukan gerakan pertamanya, yang dapat dideteksi dengan USG dan MRI. Gerakan-gerakan ini, memberikan otak input sensorik yang memacu perkembangannya. Gerakan yang lebih terkoordinasi akan berkembang selama beberapa minggu ke depan.
Pada minggu ke-18 kehamilan, bayi akan mengembangkan antara satu hingga dua miliar sel otak.
Pada trimester ketiga, korteks serebral mulai mengambil alih dari batang otak, mempersiapkan bayi untuk belajar di masa depan.
Saat bayi berada di dalam kandungan, hanya sebagian kecil dari miliaran sel otaknya yang terhubung antara satu sama lain. Sebagian besar koneksi pada sel otak terjadi ketika bayi bertemu dengan dunia luar.
Koneksi yang terbentuk sebelum kelahiran meliputi pendengaran bayi dan beberapa respons otomatis seperti keinginan untuk mencari makanan. Bayi bahkan dilahirkan dengan beberapa keterampilan sosial. Keterampilan ini dapat dilihat pada bayi yang baru lahir ketika mereka mengenali suara ibu atau ayah mereka, dan ketika mereka menggunakan mulut mereka untuk mencari payudara saat mereka lapar.
Otak manusia memiliki 3 bagian utama:
- Batang otak dan otak kecil – Bagian-bagian ini menghubungkan otak ke sumsum tulang belakang dan mengontrol pernapasan tubuh, detak jantung, tekanan darah, keseimbangan dan refleks.
- Sistem limbik — Bagian ini berada di atas batang otak dan menjaga banyak fungsi yang berbeda termasuk emosi, rasa haus, lapar, memori, pembelajaran, dan ritme harian tubuh.
- Korteks serebral – Bagian ini terdiri dari belahan kiri dan kanan dan berada di atas sistem limbik. Korteks serebral dibagi menjadi beberapa lobus antara lain:
- Lobus oksipital — untuk penglihatan
- Lobus temporal — untuk pendengaran, bahasa dan interaksi sosial
- Lobus frontal — untuk memori, pengaturan diri, perencanaan dan pemecahan masalah
- Lobus parietal — untuk sensasi tubuh seperti nyeri, tekanan, panas dan dingin
Saat di dalam kandungan dan tiga tahun pertama kehidupan bayi adalah saat dimana sebagian besar struktur otaknya sedang dibuat. Ini adalah periode emas untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Bagaimana Anda dapat membantu perkembangan otak bayi Anda?
Saat masih di dalam kandungan, Anda dapat berbicara pada bayi, mendengarkan musik, membacakan buku, mengusap dan menyentuh perut, dan makan makanan yang bergizi.
Setelah bayi Anda lahir, Anda dapat membantu perkembangan otak bayi dengan memberikan makanan yang bergizi dan menciptakan lingkungan yang menarik dengan berbagai jenis kegiatan yang menawarkan bayi Anda kesempatan untuk bermain. Melalui bermain, bayi Anda akan mempelajari keterampilan penting seperti berbicara, mendengarkan, bergerak, berpikir, memecahkan masalah, dan bersosialisasi.
Dengan menciptakan lingkungan yang hangat dan penuh kasih sayang akan membantu bayi Anda merasa aman dan dicintai. Ini akan membantu mendorong perkembangan otaknya. Momen sehari-hari, seperti mengganti popok, mandi dan makan, adalah kesempatan besar bagi Anda untuk saling mengenal dan membangun hubungan. Saat-saat inilah yang membantu otak bayi Anda membentuk koneksi baru.
*Konten yang disajikan di situs web ini hanya memberikan informasi umum dan tidak dimaksudkan untuk menggantikan nasihat dokter Anda atau dokter anak Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan, silakan berkonsultasi dengan dokter anda atau dokter anak Anda.